Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kali. Dari mana
datangnya cinta? Dari mata turun ke hati. Itulah sebuah pantun yang
cukup populer dan bagaimana pantun ini menggarisbawahi bahwa mata itu
penting. Pada mulanya dari mata dan oleh sebab itu banyak ungkapan
tentang kata ‘mata’. Sebuah benda kenangan disebut tanda mata. Dihina
orang karena bodoh maka dipandang sebelah mata. Sebuah ungkapan terima
kasih mempelai kepada hadirin di acara pernikahannya disebut cendera
mata. Banyak cowok atau banyak cewek disebut mata keranjang. Acara tukul
di TV adalah empat mata. Orang yang ingin memeluk bumi dengan sikap
mendominasi dan menakhlukan disebut mata duitan. Pengintip rahasia suatu
daerah disebut mata-mata. Dogma yang terlalu memutlakkan disebut kaca
mata kuda. Nah, strategi Yosua untuk memusnahkan lawan yakni menggunakan mata pedang.
Ternyata mata memiliki peran yang sangat penting. Mata bukan hanya
berfungsi untuk melihat, tetapi juga menilai dan memusnahkan. Begitu
juga Yosua memasang strategi penyerangan melawan kota Libna, Lakhis,
kota Elon dan negeri Hebron dengan menggunakan mata pedang (ay. 28, 30,
32, 35, 37, 39) untuk penumpasan negeri-negeri tersebut. Alhasil,
penaklukan bagian Selatan Kanaan berhasil direbut Yosua dan bangsa
Israel demi nama Tuhan (?), demi persembahan kepada-Nya.
Dalam peperangan dan penumpasan bangsa-bangsa yang dijajah, Tuhanlah
yang berperang. Bangsa Israel dan Yosua sebagai alat perang Tuhan.
Peperangan untuk suatu kekuasaan dan pengakuan bahwa bangsa ‘pilihan’
dipimpin oleh Tuhan Allah Israel (ay. 42). Disinilah otoritas dan
otoriter Tuhan Allah bangsa Israel. Nah kalau begitu selain
Yosua memakai mata pedang memusnahkan musuh, maka adakah cara lain Yosua
menakhlukkan negeri-negeri itu? Dalam MTPJ (Menjabarkan Trilogi
Pembangunan Jemaat) memaparkan bahwa Yosua juga melakukan peperangan
rohani. Bagaimana caranya? Prayer walk – di mana bangsa Israel
memakai doa sambil mngepung negeri-negeri itu. Inilah disebut peperangan
fenomenal, ya peperangan rohani.
Kita selalu mendengar kalimat ora et labora
(berdoa dan bekerja). Nah, bagaimana dengan berdoa dan berjalan? Di
jalan mana kita perlu berdoa? Seringkali kita terlalu sibuk dengan
rutinitas kerja. Akhirnya, kita lupa menyediakan waktu untuk merenung
sambil berdoa, dan berdoa sambil merenung. Maksudnya, berdoalah,
bercakap-cakaplah dengan Tuhan Yesus ditengah jeritan realita hidup yang
keras dan kejam. Dalam kehidupan keluarga yang ribut maar
rukun, dalam mencari jodoh, ketika berada di usia lanjut, kala menderita
sakit kanker, diabetes, jantung dll, di mana bisnis mengalami
kemunduruan bahkan bangkrut, belum mendapat pekerjaan, atau di PHK
kemudian, berdoalah ketika menjelang ujian dan berdoalah dalam pujian
ucapan syukur ketika bertambah usia. Nah, apakah saya dan saudara/i telah menyediakan waktu untuk berteduh dalam doa?
Menurut saudara/i, apakah peperangan memenangkan jiwa seseorang masuk
dalam agama Kristen (mis. GMIM) adalah sikap terpuji yang dikendaki oleh
Tuhan Yesus? Memenangkan jiwa di sini bukan untuk memaksa orang lain
mengikuti saya, melainkan suatu sikap terbuka dan sikap untuk mengikuti
keteladanan Yesus. Jangan sampai kita dicerca dengan sebutan mencuri
domba, atau mengambil milik seseorang yang beragama lain atau
berdominasi lain. Mengingat, di Minahasa dan atau Manado terdapat
fenomena pelbagai dominasi yang bertumbuh banyak bak jamur di musim
hujan. Tokh kalau begitu, sudah siapkah gereja menjadi teladan
dalam perkataan, pikiran dan menjalankan apa yang telah Yesus orang
Nazaret lakukan?
Menjalankan perbuatan Yesus
dan menjadi pengikut Yesus sungguh tidak mudah. Mengapa demikian? Makin
dekat kita kepada Tuhan, maka makin banyak masalah atau pencobaan
datang. Sungguh, berjalan bersama Tuhan penuh dengan lika-liku, angin
ribut bahkan kisruh dan ricuh. Jika satu masalah datang dan berakhir,
maka berdoalah kepada Tuhan untuk menambah masalah yang lebih besar lagi
agar saya, saudara/i mengimani bahkan kelak Tuhan Yesus akan membuka
jalan keluar disetiap persoalan. Dengan cara apa Tuhan membuka jalan?
Tuhan bisa memakai siapa saja yang diutusnya menjadi alat perdamaian,
keadilan dalam nuansa diberkati penuh rahmat. Bisa juga Tuhan memakai
alat atau media buku-buku renungan rohani dalam pencarian keteduhan
jiwa, hati dan pikiran mengenai pelbagai masalah yang dihadapi.
Saudara/i yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus, apakah Yosua memakai
kekuasaannya dalam menumpas negeri-negeri itu? Kekuasaan untuk berkuasa
itulah yang terjadi. Kekuasaan ibarat pisau. Sebilah pisau disatu sisi
dapat digunakan untuk memotong sayur, ikan untuk di masak. Disisi
lainnya, pisau dapat dipakai untuk membunuh yang mengakibatkan bencana
konflik antar manusia.
Di negara Indonesia,
terjadi kekuasaan berat sebelah. Artinya, Kasus yang sedang hangat
dibicarakan oleh publik, misalnya kasus si bocah mencuri sandal jepit
milik polisi; kasus Rosminah yang bekerja 10 tahun sebagai pembantu
rumah tangga di tuduh majikan Siti Ayisa Soekarno Putri telah mencuri 6
piring makan. Ia dihukum oleh MA 140 hari penjara dan sebelumnya telah
masuk penjara 4 bulan. Inilah sebagian kecil contoh kasus ketidakadilan
bagi bocah pencuri sandal jepit yang lagi terjepit, masyarakat
termaginalkan (atau tidak diperhitungkan) yang ditekan oleh penguasa
yang memiliki kekuasaan. Sangat ironis penegak hukum negeri ini. hukum
sudah baik, tinggal orangnya yang kurang manusiawi dan pilih kasih
kepada pembesar/penguasa.
Nah, apakah
ini suara profetik (suara kenabian) dari Tuhan mengenai keadilan hukum?
Sudah jelas bahwa hukum perlu memakai kaca mata baru, memakai mata hati
nurani yang bersih tanpa pilih kasih bahkan siap menegakkan kejujuran
dalam bingkai keadilan sosial. Yesus orang Nazaret membela mereka yang
termarginalkan karena status sosial, pelecehan agama kepada kaum
perempuan dan anak-anak tokh, di manakah sikap kita meneladani
perbuatan Yesus? Sudah bersikap adil-kah kita dalam kehidupan keluarga,
berjemaat dan bermasyarakat?
Marilah kita
belajar jujur mulai dari diri sendiri. Apapun profesi kita, apapun
kegiatan kita, apapun program rencana kerja kita, tokh tidak
rugi kalau dimulai dari jalan lurus, jalan jujur yang memberi
sinar/cahaya bagi siapa saja, bagi secerca jeritan cahaya yang lagi
redup serta berkontribusi dalam doa dan aksi. Tuhan memberkati
perjuangan dan pergumulan hidup kita. Amin.
Khotbah Kolom 11, GMIM Bukit Karmel Batu Kota Manado
Manado, 2 Februari 2012
Nency A Heydemans Maramis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar