Untuk orang-orang yang bagaimanakah Yesus datang?
Orang-orang seperti perempuan pelacur dan pemungut pajak, untuk orang-orang yang dianggap tak layak, sampah masyarakat, orang yang tak masuk hitungan, orang yang dari mereka tak ada yang bisa diharapkan dan orang yang hak tanahnya dirampas oleh ketidakadilan. Ketika tempat di mana binatang makan rumput kering tidak lagi menjadi tempat tidur bayi Yesus, ketika Ia memenuhi maksud dan tujuan kedatangan-Nya di bumi, Ia dapat ditemukan dengan orang-orang yang dipandang hina dan tak layak. Bahkan semasa pelayanan, Ia dikelilingi oleh para pelacur dan pemungut pajak.
Tentang para pelacur, posisi mereka dalam citra masyarakat tidak berubah sepanjang perjalanan masa. Perempuan mengalami posisi subordinasi dan tidak mendapat kesempatan untuk berpendapat. Budaya patriakhi menghilangkan status sosial siapakah perempuan, dan bagaimana budaya meninggalkan frustasi bagi kaum perempuan yang merasa hidupnya tak bebas, tak merdeka dan tak berpikir kritis.
Bagaimana dengan pemungut cukai? Orang seperti ini dianggap pengkhianat bangsa karena uang rakyat dijadikan milik pribadi alias koruptor kelas kakap. Orang lain tak mau bergaul dengan mereka. Ya, orang-orang semacam itu citranya buruk di mata masyarakat bahkan streotip membuat mereka termarginalkan.
Tetapi Yesus tak mencoret nama siapapun. Ia tidak mengusir siapapun juga. Para pelacur, kaum waria, kaum gay, anak-anak jalanan, pecandu narkoba, penderita HIV dan AIDS. Ya, jelas Yesus merangkul mereka dan tidak mengusir mereka.
Sekarang, orang yang menganggap dirinya layak, suci, saleh, baik, terhormat, berpendidikan dan terpandang di masyarakat/jemaat. Yang jadi 'sial' ialah bagaimanakan mereka di mata Allah? Apa yang Allah katakan tentang mereka? Apakah Allah mengharapkan sesuatu dari mereka? Ataukah Ia akan mencoret nama mereka? Kita semua adalah orang yang tidak layak di hadapan Allah karena dosa. Namun, Allah mengasihi kita. Ia berkata: 'Aku datang bukan untuk memanggil mereka yang benar, melainkan orang berdosa!" (Mat. 9:13)
Marilah kita berefleksi bahwa sebenarnya tak ada pembedaan di mata Tuhan. Setara, adil dan damai yang perlu kita wujudkan di negeri bumi pertiwi ini.
Salam Keadilan (^_^)
Orang-orang seperti perempuan pelacur dan pemungut pajak, untuk orang-orang yang dianggap tak layak, sampah masyarakat, orang yang tak masuk hitungan, orang yang dari mereka tak ada yang bisa diharapkan dan orang yang hak tanahnya dirampas oleh ketidakadilan. Ketika tempat di mana binatang makan rumput kering tidak lagi menjadi tempat tidur bayi Yesus, ketika Ia memenuhi maksud dan tujuan kedatangan-Nya di bumi, Ia dapat ditemukan dengan orang-orang yang dipandang hina dan tak layak. Bahkan semasa pelayanan, Ia dikelilingi oleh para pelacur dan pemungut pajak.
Tentang para pelacur, posisi mereka dalam citra masyarakat tidak berubah sepanjang perjalanan masa. Perempuan mengalami posisi subordinasi dan tidak mendapat kesempatan untuk berpendapat. Budaya patriakhi menghilangkan status sosial siapakah perempuan, dan bagaimana budaya meninggalkan frustasi bagi kaum perempuan yang merasa hidupnya tak bebas, tak merdeka dan tak berpikir kritis.
Bagaimana dengan pemungut cukai? Orang seperti ini dianggap pengkhianat bangsa karena uang rakyat dijadikan milik pribadi alias koruptor kelas kakap. Orang lain tak mau bergaul dengan mereka. Ya, orang-orang semacam itu citranya buruk di mata masyarakat bahkan streotip membuat mereka termarginalkan.
Tetapi Yesus tak mencoret nama siapapun. Ia tidak mengusir siapapun juga. Para pelacur, kaum waria, kaum gay, anak-anak jalanan, pecandu narkoba, penderita HIV dan AIDS. Ya, jelas Yesus merangkul mereka dan tidak mengusir mereka.
Sekarang, orang yang menganggap dirinya layak, suci, saleh, baik, terhormat, berpendidikan dan terpandang di masyarakat/jemaat. Yang jadi 'sial' ialah bagaimanakan mereka di mata Allah? Apa yang Allah katakan tentang mereka? Apakah Allah mengharapkan sesuatu dari mereka? Ataukah Ia akan mencoret nama mereka? Kita semua adalah orang yang tidak layak di hadapan Allah karena dosa. Namun, Allah mengasihi kita. Ia berkata: 'Aku datang bukan untuk memanggil mereka yang benar, melainkan orang berdosa!" (Mat. 9:13)
Marilah kita berefleksi bahwa sebenarnya tak ada pembedaan di mata Tuhan. Setara, adil dan damai yang perlu kita wujudkan di negeri bumi pertiwi ini.
Salam Keadilan (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar