Perjalanan hidup tak membuat kaki mama gentar,
Seirama melodi sendu malam memikirkan “apakah yang akan ia lakukan esok demi kebutuhan rumah”?
Burung pagi dan embun terasa hangat ketika semuanya dikerjakan dengan baik.
Meski ekonomi hidup membuatnya terpikir, bisakah semuanya terlewati dengan Indah?
Oooh Tuhan, jerit seorang mama yang selalu berjuang demi dan untuk keluarganya.
Hmmmmm, itulah mama dalam keluargaku.
Berjuang bukan untuk dirinya, tapi berjuang demi kesuksesan anak-anaknya.
Bekerja di dapur bukan hanya sebuah kealihan, tapi untuk kebahagiaan anak2 dan suami.
Membahagiakan keluarga adalah salah satu misi mama, bekerja atas nama cinta (istri dan ibu).
Hati seorang mama membawaku pada arti sebuah hidup sebagai seorang perempuan.
Mama, bagaikan sebuah bunga yang selalu mekar di hati ini,
Bunga yang tak pandang musim dan cuaca.
Cinta kasihnya terpancar ketika kami masih dalam kandungan, bayi, anak2 dan sampai sekarang ini.
Goresan semangat, spirit dari mama dan papa selalu kami kenangan tak kunjung akhir.
Peran mama memotivasi kaum perempuan bahwa inilah kita!
Kita mampu dalam ranah domestik (rumah) dan ranah publik (masyarakat).
Dorongan dan kesempatan anak2nya (seperti anak perempuan) sekolah terus diberikan,
Kesempatan yang sedang berproses bahwa perempuan juga bisa,
Bisa karena kesadaran alami dan kesepakatan papa, mama menyekolahkan kami tanpa ada perbedaan jenis kelamin.
Itulah mereka (mama dan papa) yang tak belajar banyak seperti kami di perguruan tinggi tapi semuanya sudah ada secara alami.
Perselisihan paham dan kebisuan karena amarah menjadi retak komunikasi dalam keluarga.
Tapi itulah melodi nyanyian keluarga Kristen menghadapi tantangan.
Tantangan
yang Tuhan berikan menjadikan semuanya lebih baik dan dewasa mengambil
keputusan, bahkan menjadi anugerah bahwa ternyata antara orang tua dan
anak2 ada satu jalinan suara cinta dan kasih.
Akhir kata, goresan kertas ini sebagai tanda bahwa k’Tommy, k’Ater, Ecy, Faith dan saya mengucapkan
Selamat ulang tahun mama ke-54, Semangat dan perjuangan hidupmu selalu terpatri di hati dan pikiran kami.
Anakmu, Nency A. Heydemans
Tidak ada komentar:
Posting Komentar