Mari Berdoa untuk Kemanusiaan

Mari Berdoa untuk Kemanusiaan

Selasa, 10 April 2012

Yesaya 50:4-11

       Ketaatan Hamba Tuhan
            Mengapa taat dan mengapa hamba Tuhan? Setiap orang mempunyai definisi dan makna tentang taat dan hamba Tuhan. Apakah taat dan hamba Tuhan diartikan berangkat dari Bapa-bapa gereja atau tata gereja atau kamus besar bahasa Indonesia dan atau juga berangkat dari pengalaman pribadi. Nah, taat berkaitan dengan ketaatan jemaat kolom 8 datang di tempat ini untuk bersekutu, memuji nama Tuhan dan belajar akan firman Tuhan. Taat beribadah dan taat melakukan kehendak yang Tuhan Yesus ajarkan.
            Belajar dari firman Tuhan pada malam ini, nabi Yesaya sebagai hamba Tuhan bergumul akan eksistensinya sebagai hamba yang siap untuk melakukan pelayanan dan siap menerima tantangan.
            Tuhan Allah mengaruniakan indera bagi setiap manusia. Tuhan Allah memberikan lidah agar supaya hamba-Nya bisa bernubuat dengan kata-kata. Indera pendengar agar supaya hamba Tuhan lebih banyak mendengarkan jeritan bagi mereka yang miskin, termarginalkan, mengalami tekanan, ancamanan bahkan tantangan hidup. Sehingga ada ungkapan yang mengatakan “Tuhan Allah menciptakan satu mulut dan dua telinga agar supaya torang bukang hanya banya bakarlota deng ba carita maar lebe banya ba dengar (manusia bukan hanya banyak bercerita tetapi lebih banyak mendengar).”
            Ada tiga kriteria menjadi hamba Tuhan yakni taat, setia dan siap untuk di tempatkan. Ketika kita dibaptis dan di teguhkan dalam sakramen sidi jemaat, dengan demikian kita telah siap menjadi alat Tuhan, ya siap menjadi hamba Tuhan!
Berbicara ketaatan berarti di dalamnya ada kebenaran dan keadilan Tuhan. Seringkali sebagai kaum perempuan, kita paling suka ba kumpul, entah itu di arisan, persekutuan, keluarga dan di warung. Dan dari ba kumpul itu, pasti ada hal-hal yang torang bicarakan. Apakah bicara yang bae-bae ato bacarita busu.
            Dan secara khusus firman Tuhan pada saat ini mau mengingatkan saya, saudara/i untuk memiliki lidah seorang murid. Kalau disebut murid berarti ada guru. Guru kita yakni adalah Yesus Kristus. Kita sebagai murid haruslah memperkatakan hal benar. Hendaklah setiap kata atau perkataan kita memberi motivasi, berkat, mengajak orang yang so jarang maso kolom sehingga benar-benar bahwa torang menjadi berkat dan sukacita bagi keluarga dan jemaat kolom 8 ini.
            Ada pertanyaan untuk kita sharing bersama yakni: Siapakah hamba Tuhan? Dan bagaimana sikap kita sebagai hamba Tuhan yang taat kepada firman Tuhan?
            Oma Orin dan tante foni sepakat mengatakan “hamba Tuhan yakni pelayan. Dengan demikian, menjadi hamba Tuhan berarti benar-benar menjadi teladan bagi sesamanya.
            Enci berkata “hamba Tuhan adalah orang-orang yang hidup dalam firman Tuhan dan berani menentukan sikap.
            Dari jawaban di atas, Bpk Makapedua menambahkan bahwa “hamba Tuhan adalah murid Tuhan, yakni torang samua yang ada di tempat ini. hamba Tuhan harus siap melayani dan pergi ke mana saja yang Tuhan Yesus tempatkan dan panggilan di ladang-Nya. Hamba Tuhan bisa menjadi pemimpin dalam dirinya dan bisa memimpin orang lain. Pemimpin yang menjadi teladan bagi orang lain. intinya, Hamba Tuhan adalah torang samua yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang telah Tuhan Yesus berikan.
            Bpk John Mamahit (selaku kepala Lingkungan III Batu Kota, Manado) berseru “hamba Tuhan perlu ada ketabahan dan lebih banyak mengoreksi diri sendiri sehingga bisa menjadi panutan.
            “Hamba Tuhan perlu menerima saran atau apa yang kita dengarkan,” ucap Faldi Paulus (seorang pemuda).
            Nah luar biasa diskusi dan pemahaman yang diucap oleh bapak, ibu dan saudara sekalian. Marilah kita back to the bible.
            Ada dua kata yang disebut sebagai hamba yakni torang mo pilih menjadi hamba Tuhan ato mo suka jadi hamba iblis. Menjadi hamba Tuhan berarti torang siap di caci maki, difitna, di musuhi, dimarahi, diludai, dan bahkan dipukuli orang yang tidak senang dengan eksistensi saya, saudara/i. Seperti Tuhan Yesus yang menjadi hamba datang ke dunia, turun menjadi manusia dan di hukum oleh pembesar-pembesar agama sampai Yesus akan di salibkan. Bahkan Yesus diludahi dan jubahnya diambil oleh perajurit Romawi. Bisa dikata, bagitu marah dorang pa sosok Yesus.
            Menjadi hamba Tuhan tidak memandang usia (apakah anda seorang muda atau tua) dan tidak memandang pendidikan (apakah hanya tamatan SD atau SMP atau SMA dan atau sarjana Teologi). Jika Tuhan Yesus memanggil saya dan saudara/i seperti saat ini, maka itu berarti torang di sini (ada bapak Pnt Pinontoan, Bpk Sym. Tangkere, bapak, ibu, pemuda, remaja) adalah hamba Tuhan. Di mana Tuhan Yesus memakai torang samua sebagai alat keselamatan-Nya memberitakan Injil di keluarga (baca wale: rumah) masing-masing, di tempat kerja, di pelayanan yang sesuai dengan buah-buah Roh yang kita peroleh dalam firman Tuhan.
            Hamba Tuhan diberi janji keselamatan di tengah cobaan, tantangan dan pelayanan hidup. Hidup tanpa cobaan bak permainan tanpa lawan. Semua cobaan ini tidak melebihi kekuatan saya, saudara/i. Mengapa demikian? Karena Tuhan Yesus berjanji akan menyertai perjalanan hidup kita.
            Sebagai hamba Tuhan tidak boleh baku-baku so sere ato baku-baku cungkel kong nimbole bakalae karena di tengah perkelahian itu ada iblis yang senang kalo torang sebagai hamba Tuhan kong bakalae.
            Oleh karena itu, bapak, ibu, saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, marilah luangkan waktu untuk berdoa dan berpuasa. Bukan membuang waktu untuk hal-hal yang tidak berguna. Marilah sebagai hamba Tuhan dari dalam hati dan aksi torang menciptakan sikap mengampuni suami-istri, mama-papa, orang tua-anak, kakak-beradik, tetangga dan para pelayan.
            Marilah torang mengampuni dan sebarkan kasih kepada keluarga, tetangga dan teman rekan kerja. Memohonlah kepada Tuhan sambil berseru “Tuhan Yesus, saya mau berdamai dengan dia yang mengakiti hatiku dan atau memusuhi hidupku.” Amin

                                         Khotbah Kolom 8 Jemaat GMIM Bukit Karmel Batu Kota
                                                                                                    Manado, 2 Maret 2012
                                                                                                                                    20:00
                                                                                       Nency A Heydemans Maramis

Tidak ada komentar: