Apa manfaat air? Mudah saja. Air bersih dan jernih sebagai kebutuhan utama makhluk hidup.
Tetapi bagi manusia, air memiliki banyak manfaat lain. Coba perhatikan.
Pada musim hujan ada orang memakai air untuk mencuci baju dan mandi.
Bahkan air digunakan untuk mencuci piring. Di berbagai usaha pertanian
seperti padi, kangkung dan lainnya, air sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan pertanian, sayur-mayur. Tak ketinggalan tambang ikan sangat
membutuhkan air agar supaya ikan mas, ikan mujair, dan ikan lainnya bisa
hidup sejahtera di kolamnya yang telah di basahi air hujan itu.
Hujan berlebihan dalam jangka panjang akan beralih fungsi. Coba lihat
gedung dan rumah megah, pabrik di kota metropolitan bisa beralih fungsi
menjadi ‘sungai yang berwarna kecoklat-coklatan’ yang ‘becek’. Di pojok,
air dimanfaatkan anak-anak untuk mandi sambil berenang. Di depan, si
pemuda sibuk mengangkat barang-barangnya untuk diamankan. Di belakang,
si nenek yang lagi sakit sedang diselamatkan PMI dan sukarelawan untuk
di bawa ke tempat aman. Di samping, si ibu sedang sedih karena rumahnya
masuk air, kotoran sampah, virus dan tidak menutup kemungkinan kotoran
manusia ikut mengalir di air coklat itu. Akhirnya, kebiasaan membuang
sampah sembarangan, pembangunan gedung yang tidak seimbang dengan
lingkungan sekitar, pohon di tebang dan berdirilah menara gedung nan
indah menjadikan manusia kebingungan sampai frustasi mengatasi yang
namanya BANJIR. Mata air berubah menjadi air mata sembilu pilu.
Hujan telah surut maka air beralih fungsi. Semua orang sibuk
membersihkan sisa-sisa banjir. Lalu, kemana air yang banyak itu? Di
buang ke sungai yang telah penuh tempat sampah organik maupun non
organik telah membaur menjadi satu. Sekitar dua kilometer dari kota itu,
ada seorang anak lagi asik memacing ikan di dalam sungai. Ikan memakan
bahan sampah yang di buang manusia dan manusia memakan ikan tersebut.
Apakah ikan-ikan di sungai layak di konsumsi?
Di lain fungsi, bagi
pengusaha garam, curah hujan yang tinggi bisa membawa malapetaka bagi
mereka. Bagaimana malapetaka bisa terjadi? Ya, air hujan menutupi lahan
(petak) yang berakhir pada gagal panen.
Pada musim
berikutnya, kemarau melanda daerah Indonesia bagian Timur. Tak
mengherankan tanah pecah, daun berguguran, bunga layu dan sayur-mayur
kering. Gagal panen sulit dihindari. Manusia mengelu karena kesulitan
air bersih dan harus berjalan belasan kilometer untuk mendapat beberapa
gelon air. Manusia membutuhkan 50-75 % dalam tubuhnya. Air bersih
menjadi rebutan dan konflik antar warga tak bisa di hindari. Nah, lalu
kelangkaan air bersih menjadi persoalan bersama. Es di kutub mencair.
Bagaimana peran manusia mengatasi perubahan iklim yang ekstrim ini?
Mau hidup sehat dan bersih, belilah air yang berasal dari sumber mata
air terpercaya dan teruji kelayakan di konsumsi manusia. Itu baru
namanya bisnis air munim yang banyak ditawarkan iklan dan media masa.
Jangan heran kalau air bisa diperoleh dari dua cara. Pertama, secara
gratis yang di berikan alam melalui curah hujan/mata air. Kedua, mata
air diubah menjadi mata pencarian, kemudian air harus di bayar sebelum
di minum. Ternyata manusia memang sangat kreatif dikala air datang dan
pergi.
Tengah malam yang hujan ini, Saya merenung
sambil menulis bahwa suatu saat air tidak ada lagi yang gratis seperti
yang diberikan alam kepada setiap makluk hidup. Lanjut, manusia memang
sukanya mengeluh. Curah hujan yang tinggi, manusia bukan hanya mengeluh
tetapi juga menangis karena kehilangan sanak-saudara. Tidak ada hujan,
manusia menjerit tidak ada air hidup membasahi bumi dan memenuhi
kebutuhan manusia. Lalu, mau manusia apa sih?
Apa fungsi air menurut Alkitab? Ada belbagai fungsi air, baiklah saya
akan memaparkan terlebih dahulu menurut Perjanjian Lama.
Air menjadi teguran bagi manusia. Kitab Kejadian mengatakan “… sebab
tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi empat puluh hari
empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi
segala yang ada, yang Kujadikan itu” (Kejadian 7:4). Pengamsal berkata
“.. perkataan mulut orang seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat
seperti batang air yang mengalir” (Amsal 18:4). Air bisa menjadi
malapetaka atau bencana yang di takuti manusia takkalah manusia tidak
setia kepada Tuhan. Begitu juga perkataan kotor akan menuju jurang
kebinasahan. Sebaliknya, hikmat Tuhan menjadi berkat yang mengalir tak
henti bagi siapa saja yang dipakai Tuhan.
Air juga
dapat berarti ungkapan kebesaran dan kerinduan manusia kepada Allah.
Ayub menyaksikan kebesaran Allah dengan berkata “ Allah itu besar, tidak
tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat
diselidiki. Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut
menjadi hujan” (Ayub 36:26-27)”. Mazmur berkata “.,. seperti rusa yang
merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya
Allah (Mazmur 42:2).
Kemudian, air dapat juga berarti
berkat bagi manusia. Air menjadi sumber utama bertumbuhnya seorang
manusia. Pertumbuhannya seperti pohon. Mari simak perkataan Yeremia
“diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanami di tepi air, yang
merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami
datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam
tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yeremia
17:7-8).
Bagaimana pemaknaan air menurut Perjanjian
Baru? Air berfungsi sebagai alat membaptis manusia (Markus 1:8; Matius
3:11; Lukas 3:16, Yohanes 1:26); Mujisat pertama Yesus yakni mengubah
air menjadi anggur (Yohanes 2). Pemaknaan sumber air kehidupan jelas
dituliskan oleh Yohanes, di mana hanya percaya kepada Yesus sebagai
sumber air hidup (Yohanes 7). Intinya, berharap dan percaya sesuai Kitab
Suci maka akan mengalir air kehidupan yang diberikan Yesus melalui
Roh-Nya yang Kudus.
Oleh sebab itu, tidak dapat
dikatakan bahwa Yesus adalah air kotor atau air keruh. Juga tidak
dikatakan bahwa Yesus adalah air panas atau air dingin. Juga tidak
dikatakan bahwa Yesus adalah air sungai atau air laut. Tidak pula
dikatakan bahwa Yesus sebagai air sumur. Yang pasti Yesus bukan air
minum atau bukan air untuk dipakai sebagai kebutuhan rumah tangga,
seperti mencuci dan memasak serta, bukan pula Yesus sebagai air yang
berisi racun terkena peptisida, merkuri atau bahan berbahaya bagi makluk
hidup. Intinya Yesus sebagai air dalam pengertian yang sebenarnya,
yakni berfungsi sebagai air kehidupan yang diperoleh secara gratis oleh
siapa saja tanpa iuran bulanan dan atau pajak.
Manado, 8 November 2011
Pukul 02:40 WITA
Nency A. Heydemans-Maramis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar