Faith nama kesayangan keponakan-ku. Kulit putih, rambut
lurus kecokelat-cokelatan, tinggi badan melebih teman se-usianya, bola mata
cokelat muda ditambah lagi lesung pipi (kendis)
ber-sarang di kanan dan kiri pipi, kala
ia tersenyum manis. Nama lengkapnya, Faith
Timothy Octavianus Heydemans. Anak
dari kakakku yang kedua berpasangan dengan Diana Palandi. Faith si bocah
laki-laki yang lincah, aktif, suara nyaring dan suka mainan mobil-mobilan.
“Sekarang Faith tidak
disebut adik, lagi mami!” cetusnya.
“Kalau begitu, Faith sudah
menjadi kakak?” Tanya aku penasaran.
“iya, Faith sudah punya
adik, namanya Ford. Berarti Faith sudah jadi kakak, mami!” Ucapan kepolosan
Faith sambil mengeluarkan kendis-nya.
“Ford? Siapakah dia?”
Tanya pembaca. Begini sobat, nama lengkapnya Otford Jacob Heydemans. Nama
panggilan Ford, masih tiga bulan, keponakan aku yang kedua dari kakak pertama
berpasangan dengan Lydia Antou.
“Faith, ayo ke sini…., ada
yang mami mau berikan.” Panggilku sambil memegang kukis kesayangannya.
Secepat kilat, ia
menghampiriku. “mami, Faith punya itu.” Diambilnya dari tanganku sambil
mengucap “makase mami.” Lanjut, aku
meminta perhatiannya “ciong dulu pa mami,
ciong gagah neh.” Tak ku sangka, ia pun langsung mencium aku dengan kepolosan
kasih sayang.
Kemudian saya mengucap
“mami, sayang ade Faith”. Sambil
kelihatan binggung, ia pun menjawab “Faith bukan ade, mami. Kakak Faith sayang mama dan papa.” Mendengar jawabannya,
ada sedikit kesedihan dihati ini.
Lalu, “apakah kakak Faith
sayang mami?” tanyaku mengharapkan ada sedikit kasih sayang.
“Faith tidak sayang mami,
Faith hanya sayang mama dan papa.” Jawabnya polos sambil memegang kukis momogi kesayangannya. Meskipun ia
menjawab demikian, aku lebih mempercayai kasih sayang yang terpancar dari kedua
bola mata keponakanku. Iya, itulah Faith yang telah aku anggap seperti anak ku sendiri.
Jika Faith bersama mamanya
pasiar (berkunjung) ke rumah, maka anjing
dan kucing menjadi musuhnya. Di rumah kami, ucok dan rambo (nama anjing)
menjadi sasaran pemukulan melalui tangan dan kaki Faith. Ditambah lagi, kucing
menjadi musuh bubuyutannya. Ia kejar-kejar sampai si kucing kuning brenden
(namanya) lari ke rumah tetangga. Tak nyaman dan aman binatang di dalam rumah.
Hanya saja si burung luri, ia dekati. Itupun si luri berada dalam sarang
burung. Aaah, keaktifan yang luas biasa.
“Faith, ney, ney, ney (bahasa Belanda: tidak,
tidak, tidak boleh).” Ucapku tegas sambil telunjuk tangan kanan
melambai-lambai.
“Faith, tidak ney, ney, ney, mami! TUHAN Yesus marah tooh mami!?!?!?.” Jawabnya dengan
tatapan ketakutan dan tidak meneruskan mengusir anjing atau kucing.
Perhatian dan kasih sayang selalu diberikan, tetapi harus
diimbangi dengan ketegasan. Harapan, sang anak ini bisa bertumbuh lebih baik
dan terlebih takut TUHAN. Seperti namanya, Faith (bahasa Inggris) yang berarti
iman, percaya. Bagus benar nama itu. Tapi, kepada siapa iman itu? Jelas, iman kepada
TUHAN. Caranya, bagaimana? Sesuai pertumbuhan Faith saat ini, haruslah dimulai melalui
didikan dari orang tua, sanak-saudara dan guru sekolah minggu.
Tadi saya tulis di atas kalau Faith suka main
mobil-mobilan. Memang benar sobat, sang anak ini suka mainan mobil-mobilan dari
ukuran kecil sampai besar. Kebanyakan mobil kecil-nya (dari mobil ada remote,
tidak ada remote sampai ada mobil terbuat dari kayu) tidak ada bola. Kok bisa?
Bagaimana tidak, si Faith suka merusaki bola-bola dari mainan mobil. Untung
saja, mobil opa-nya tidak ia rusaki.
Hanya saja, ingin duduk sendiri di samping kiri depan, atau tekan-tekan tombol
sekitar. Sebatas ingin cari tahu. Seperti kemarin pagi, kalau ada maunya Faith
menelepon sang opa sambil berucap “opa di
mana? Faith mo suka nae oto! Mo putar-putar jo.” Cetusnya polos. Akhirnya,
papa bisa meng’iya’kan kemauan sang cucu terkasih, di sela-sela kesibukan
pekerjaannya.
Bukan hanya mobil-mobilan
mainan favoritnya, ada juga sepeda mini, motor kecil mainan yang bisa ia duduki
serta pipiiii (nama boneka kecil itu). Sebelum tidur, pipiiii menjadi ‘teman’.
Tangan kiri memegang pipiiii sambil tidur pulas, kelelahan. Tanpa pipiiii,
seringkali ia tidak bisa tidur atau minum susu. Harus ada ‘teman’ pipiiii.
Hari ini, tepatnya 20 Oktober 2012 Faith berulang tahun
ke-tiga. Tidak ada yang bisa mami berikan, hanya sebuah doa pribadi untukmu,
anakku tersayang; serta ‘sedikit’ cerita yang bisa mami rajut di sini. Jika
k’lak kamu telah sekolah dan bisa membaca-menulis dengan baik, maka harapan
besar kamu bisa menjadi anak yang baik bahkan lebih baik dari mami-mu ini.
Pakatuan wo pakalowiren
Manado, 20 Oktober 2012
Mami, Nency Heydemans Maramis